Halaman

10.15.2012

If there's a Pussy, then there's a Riot

Saya penggemar berat Riot Grrl dan antek - anteknya. Otomatis, saya jadi terkesan feminis, padahal saya bukan feminis. Saya memilih untuk jadi humanis. Lalu, dua bulan yang lalu, saya membuat sebuah respon akan berita penangkapan Pussy Riot yang ramai dicicitkan di berbagai media, khususnya di the world wide web. Bukan, saya bikin respon bukan karena ini band punk yang membawa semangat rebel dalam formasi tiga wanita yang siap menjadi garda depan dalam membela hak - hak kaum minoritas. Ini karena saya ingin mengapresiasi perjuangan mereka dan dunia harus sadar bahwa perjuangan mereka itu perjuangan kita semua. (KYY get aku, hihi. but, yes, i mean it.). Darah disini merupakan metafora betapa hadeuhnya apa yang mereka alami dan pose ini sebenarnya seperti mengatakan "Yes, we're here to show you to stand among the others." , bukan "please, welcome" atau malah "please, well cum". Dan ini ada link karya saya yang baru - baru ini di tampilkan di blog apresiasi untuk Pussy Riot. Pussy Power = People Power!

http://letsstartapussyriot.wordpress.com/2012/10/15/prinkas-response/








2 komentar:

Blogger templates