Halaman

12.25.2013

Saya ingin menulis sesuatu
yang gak muluk - muluk, effortless,
tapi sebenarnya juga butuh effort yang besar.
Saya ingin menulis sesuatu
yang mana saya berhasil merapikan tiap
benang - benang kusut yang ada di pikiran saya.
Atau mungkin mereka tak perlu dirapikan?
Biarkan begitu saja seperti adanya mereka?
Ruwet dan kruwel.
Tapi saya ingin dapat menata tiap kata sesuai
apa yang ada di pikiran saya.
Saya punya pikiran yang tiap idenya, tiap katanya,
terpisah satu dengan yang lain.
Tulisan saya tak pernah seperti rajutan saya,
yang meskipun tak cukup bagus,
tapi dapat terkait satu dengan yang lain,
dengan bantuan dari jemari dan hakpen.
Kata - kata saya tak pernah mampu saya rajut
sesuai keinginan saya.
Atay mungkin saya harus lebih kalem dan tidak
se-perfeksionis ini dengan diri sendiri?
Mungkin saya harus membiarkan tiap kata
mengalir begitu saja, saling terkait satu dengan yang lain,
bergandengan dan tidak pernah terputus,
dan menciptakan suatu ikatan yang hanya mereka sendiri yang tau.
Saya ingin menulis sesuatu,
tapi apalah tulisan saya kalau hanya gundah gulana
dan keluh kesah?
Curhat melulu tentang masalah pribadi yang dibesar - besarkan,
atau pamer mengenai hasil rajutan baru.
Apalah artinya?
Atau mungkin memang tidak harus memiliki arti?
Dia adalah dia,
yang cheesy, terkesan belum dewasa,
gegabah dalam mencerna dan mengeluarkan sesuatu?
Mungkin tak semuanya harus memiliki arti
Tak semuanya harus dimaknai
Saya terdengar mencoba aman sejauh ini. ugh.
Saya ingin fearless
Tapi saya selalu punya garis saya sendiri
yang memang sedikit lebih punya belokan yang bengkok
(iyalah, belokan itu bengkok)
Saya harus lebih tenang, mungkin.
mungkin.
Tidak memikirkan suatu hal secara berlebihan
dan mengambil waktu sejenak untuk bernafas
dan entah lah
menghirup semesta ini?
menghembuskan pikiran - pikiran berlebih?
Saya ingin menulis
tentang indahnya puisi
bentuk puisi yang seperti air
seperti laut
dimana dataran menenggelamkan dirinya
dan tak tersesat
karena ia hanya bepergian
cuma bepergian.
bukan, bukan travelling yang sedang semarak
digembar - gemborkan orang - orang
yang ingin bebas,
ingin melihat banyak hal,
yang tak nyaman dengan apa yang ia miliki,
yang ingin perubahan,
yang tak pernah puas.
Lalu apa saya?
Saya bisa betah seminggu di rumah tak kemana - mana saat liburan,
kecuali mungkin membeli bahan makanan.
Berjam - jam membaca, merajut, mengelap kamera, menonton film
yang terkadang sudah saya tonton berulang - ulang.
Saya mungkin tidak butuh perubahan,
tidak butuh revolusi dan menggaungkannya layaknya mahasiswa sayap kiri,
tidak butuh ikut debat dan menjadi pahlawan bagi kaum miskin
dan tak berpendidikan,
tidak butuh melihat banyak negara dan budaya.
Hmmm, jalan - jalan memang menyenangkan tampaknya,
tapi di rumah saja saya juga lebih dari senang.
Melihat cat - cat rumah di India dengan warna biru bunda maria, pink muda,
dan hijau pupus seperti foto para penjelajah
di instagram yang memfilter foto mereka dengan vscocam,
tampak cute memang.
Tapi merajut dirumah, membaca buku, menonton film,
juga sudah sangat menyenangkan.
Dan membaca buku
sudah menjadi perjalanan bagi saya.
Merayapi tiap lorong di sudut - sudut kata,
meraba- raba jalanan yang diciptakan penulis,
bepergian di dalam riuhnya kata - kata.
Apa mungkin saya terlalu nyaman di comfort zone?
Nggak tahu
Mungkin kadang yang dibutuhkan orang bukan berpindah - pindah mencari tempat baru
tapi menciptakan tempat itu sendiri.
Bukan singgah dan menetap di tempat orang lain.
Dan mungkin kita bisa berbagi tempat.
Karena sendiri ditemani buku dan benang bisa jadi membosankan
di suatu saat.
Mungkin kita butuh teman,
yang mampu berdiam bersama,
dan menikmati waktu dalam hening.
Mungkin kita tidak butuh teman yang penuh visi bertele - tele,
yang mana kita dapat mempunyai obrolan intelektual
dan membahas fisika quantum, isu agama yang tak pernah habis,
dan ya terserah intelektual macam apa yang kalian mau.
Mungkin kita cuma butuh percakapan biasa,
yang sederhana,
tentang masa kecil mungkin?
Ups itu sangat personal ya?
Hmm, but you can always tell that
to those whom you feel comfy with.
Kembali ke kenyamanan,
sekarang saya ingin ke kasur,
menyamankan tubuh dan bersahabat dengan
diri sendiri,
menerima telefon dari pacar,
yang entah mampu memahami cerita saya sejam yang tadi atau tidak.
(something happened an hour ago. seriously)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger templates