Sayang, kita bukan warga Amerika.
Persetan dengan tanggal 4 Juli milik mereka.
Kita punya versi kita sendiri.
Kita ciptakan versi kita sendiri.
Versi mereka di dekorasi oleh warna biru, putih, dan merah.
Oleh kembang api yang melesat di langit malam
dan konfetti yang berhamburan di jalanan.
Versi kita lebih dari cukup.
Kita punya kamar kecil untuk kita berdua.
Ada tv kabel yang memutar lagu kesukaan kita, lagu korea, dan lagu top 40 Amerika sendiri.
Ada sabun vanilla di kamar mandi.
Ada air pancuran yang hangatnya bisa diatur dengan baik.
Lalu, yang paling aku suka, dan semoga kamu juga suka,
adalah percakapan panjang yang tak ada hentinya,
tentang mamamu, adikmu, papaku, teman-teman kita yang tak kunjung usai kuliah, dan kisah - kisah lain yang
terlalu jamak untuk aku jabarkan disini.
kecupan bersuara yang berdurasi sepuluh detik (kurang lebih sih),
binar matamu yang melepaskan ratusan serpihan kata tanpa perlu kamu katakan,
rambu lalu lintas di jalanan tubuhmu yang menyalakan cahaya, memohon untuk disusuri oleh segenap jemariku,
lidahku yang menuliskan puisi di mulutmu,
remang lampu yang membuat garis cahaya di ujung rambutmu,
berisiknya gema hasrat yang buat gaduh,
berisiknya pikiranku yang terkadang masih sulit untuk ditata menjadi paragraf yang bisa aku ungkapkan,
hujan di luar yang membuat tetes - tetes embun di jendela,
dan kita punya disko, sayang!
disko kamar mandi yang ditemani asap rokok dan embun air hangat dari pancuran.
tapi belum, itu belum puncaknya.
karena puncaknya, ujung dari segala ujung awal ataupun akhir, adalah,
kita
punya
satu
sama
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar