Halaman

11.28.2012

3:54

Jam di laptop menunjukkan waktunya.
Ah, tapi baru saja berganti menjadi 3:55.
Ketambahan satu angka baru.
Sekedar bicara saja, tugas - tugasku masih ada sekitar 14 halaman lagi.
Tengah malam tadi kamu berpesan untuk tidak tidur terlalu pagi.
Tapi aku bebal, dan aku tidak menyalahkan kantukku.
Ada banyak hal yang membuat kantuk tak juga memburu.
Dan kamu ada adalah salah satu hal itu.
Kamu bilang aku bisa menulis.
Nah, itu aku tidak yakin, lagipula aku sering bingung mau menulis tentang apa ataupun siapa.
Lalu, kamu menjawab mungkin aku bisa menulis untukmu.
Daz! Ada hentak yang memercik di kepala.
Sudah lama aku tidak menulis hal personal tentang suatu person.
Kamu bilang kamu hanya bercanda, tapi aku meraba ada rasa ingin dibalik itu.
Tapi, oke, sekarang ini aku mencoba menulis untukmu.
Mari mulai dengan, hmm...
Hmm,
Oke, hmm, aku malu menuliskannya.
Hmm, aku kangen ( hihi )
Aku kangen kamu di jam 4:05 (astaga aku butuh banyak waktu untuk menulis seperti ini)
Aku kangen terbangun pukul 4:05 dan berpikir apa kamu sudah pulang dari mengayuh sepeda .
Aku kangen terbangun pukul 4:05 dan mengambil charger telepon genggam dan melihat kamu terpulaskan
di antara tas - tas dan kasur sempit.
Aku kangen terbangun pukul 4:05, menyalakan rokok dan teringat kamu mengajari aku bagaimana cara menyalakan korek dengan mudah. ( jemari kurusku tak cukup pintar untuk menyalakan api dengan korekmu yang gasnya tinggal sedikit )
Aku kangen terbangun pukul 4:05 dan teringat kamu ada di kamar yang lain.
Aku kangen terbangun pukul 4:05 dan tak sabar bepergian bersama kamu.
Intinya, aku kangen dan tak sabar bertemu kamu.
Aku tak bisa menulis dengan banyak perumpamaan.
Aku tak bisa romantis dan menulis kata - kata #sepik seperti layaknya anak sastra
Aku tak bisa memhiperbola kata - kataku menjadi puisi yang mungkin 30 tahun lagi dapat menjadi bahan kritik sastra.
Mungkin tulisanku ini cuma cocok kalau dibacakan dibalik selimut.
Sambil tertawa kecil dan mengecup hidung.
Lalu, saat kepanasan, kita buka selimutnya dan kembali mengambil sebatang rokok.
Semacam sok bergaya layaknya adegan sejoli di film - film milik Goddard.
Mungkin tulisan ini akan kubacakan saat kita bertemu lagi nanti.
Itu kalau aku punya cukup keberanian membacanya ( pemalu, hihi )
Atau mungkin aku akan buat secara spontan untuk kamu.
Semuanya mungkin.
Tapi apa mungkin kalau aku menjadi duniamu dan kamu menjadi duniaku,
lalu kita melebur membuat dunia kita sendiri sampai nanti?



:)  (peluk lembut sambil mainin rambut)

*berhubung ga ada emotenya, jadi aku tulis pake tanda kurung aja.













Blogger templates